Dengan menggunakan metode proyeksi ukuran pasar sebelumnya, kami mengambil data dari Grup Facebook Asosiasi Binatu Indonesia (ASLI) untuk mengetahui jumlah pengusaha laundry dan kami memiliki sekitar 132 ribu pengusaha laundry di Indonesia saja dan jumlah ini masih terus bertambah hingga saat ini dan di masa depan. Melihat banyaknya calon konsumen dan banyaknya pengusaha laundry, kita dapat melihat bahwa hanya segelintir pelanggan yang bisa dilayani oleh setiap laundry apalagi jika kita melihat pelaku usaha laundry sering berkumpul dan diperparah dengan kurangnya perbedaan. antar bisnis laundry sehingga bisnis laundry sulit berkembang.
Masalah Umum di Industri Binatu & Tip untuk menghindarinya
Berdasarkan 10 tahun pengalaman kami di industri laundry, ada beberapa masalah yang relatif umum yang kami rasa akan dihadapi oleh sebagian besar pengusaha laundry cepat atau lambat. Beberapa masalah yang dimaksud sudah melekat pada sifat industri, pasar dan bisnis sehingga tidak dapat dihindari tetapi masih dapat diatasi sedangkan beberapa masalah lainnya dapat dihindari dengan mudah tetapi hanya jika kita tahu caranya. Masalah yang kami maksud adalah sebagai berikut:Penyedia waralaba fokus pada penjualan mesin
Sebagian besar waralaba binatu memiliki fokus pada penjualan mesin selain mungkin memberikan pelatihan tentang cara menggunakan mesin saja. Sebaliknya, bandingkan penyedia waralaba dan cari tahu harga mereka serta dukungan apa yang diberikan dan apa yang Anda butuhkan sebelum memutuskan.Salah dalam memilih alat dan mesin
Kita juga sering mendengar tentang pengusaha laundry yang salah memilih alat dan mesin, biasanya karena kurang paham akan bisnis laundry yang ingin mereka jalankan dan tidak mencari second opinion. Misalnya kita sering mendengar pengusaha laundry yang sedang terburu-buru membeli mesin koin yang harganya lebih mahal dari mesin kilo sedangkan konsep bisnisnya ternyata kilo laundry. Tipsnya disini adalah mempelajari model bisnis yang ingin dijalankan dan apa saja yang dibutuhkan, kemudian cari supplier atau penyedia franchise.Biaya tetap yang besar & perputaran yang relatif rendah
Jika kita melihat data-data yang telah dibahas sebelumnya dan juga mengambil wawasan dari pengalaman kita, bisnis laundry pada umumnya sulit untuk memiliki omzet lebih dari 20 juta rupiah per bulan. Masalah dengan omzet yang relatif rendah ini adalah biaya tetap dalam bisnis laundry akan menjadi besar sebanding dengan omzet dimana struktur keuangannya akan seperti ini: (1) Belanja Operasional sekitar 45%, (2) Belanja Jasa sekitar 30% , (3) Untung sekitar 25%. Saran dari kami? Pengusaha harus memikirkan cara mengurangi biaya ini, misalnya dengan mencari pemasok terdekat dengan pabrik atau meningkatkan omset mereka dengan pemasaran yang agresif.Persaingan tidak sehat
Melihat kembali dari data pasar yang telah dibahas sebelumnya, terlihat bahwa rasio antara jumlah calon konsumen dengan pengusaha laundry tergolong rendah, sehingga usaha laundry ini sulit untuk memiliki banyak konsumen karena persaingan yang ketat. Kemudian hal ini juga diperparah lagi dimana kita bisa melihat bahwa satu usaha laundry relatif sama, hampir tidak ada perbedaan, sehingga yang mereka lakukan adalah perang harga. Tips kami adalah untuk melihat apakah daerah anda memiliki banyak usaha laundry, usaha laundry seperti apa yang ada, apakah relatif murah atau premium dan bisa juga di sesuaikan dengan daerahnya. Jadi intinya adalah membangun keunikan agar tidak harus ribut harga dengan pebisnis laundry lainnya.CMO QnC Laundry ( https://www.qnclaundry.net/ ), sebuah perusahaan teknologi di industri laundry yang berbasis di Indonesia.
Posting Komentar